Aku
kalah lagi
Oleh maya febrika yuliani
Ku
buka jendela kamarku, terlihat matahari yang cerah yang seakan enggan
menampakkan senyumnya. Butiran embun menutupi dedaunan hijau di samping
kamarku, kicauan burung yang riang seakan ikut menyambut hari libur pertamaku
yang sebelumnya tubuhku merasa lemas ketika harus belajar seminggu penuh. Dari
luar terdengar suara ibu memanggilku
“Nisa ayo kita makan” teriak ibu yang
langsung membuatku tersentak
“Iya sebentar bu, Nisa mandi dulu”
jawabku sembari langsung bergegas menuju kamar mandi.
Setelah
selesai mandi aku langsung menuju meja makan. Terlihat banyak makanan yang siap
untuk menggoyangkan lidahku pagi ini. Dengan lahapnya aku menyantap makanan
tersebut sampai-sampai ibu menegurku
“Nisa kalu makan itu yang benar” kata
ibu yang langsung menghentikanku yang sedang asyik makan
“Iya Nisa” sambung ayah
“hehe iya bu, yah” aku langsung
merapikan posisi dan sikapku.
Mulut yang tadinya kosong kini terisi
penuh dengan makanan, bibir yang tadinya bersih kini menjadi merah dan
berminyak. Nisa memang anak yang pandai dikelasnya, dia juga adalah anak
tunggal jadi wajar jika Nisa terbiasa untuk menjadi yang pertama.